MUNAFIK DAN KERAS HATI TAK AKAN PERNAH MAJU
A. MUNAFIK
1. Pengertian Munafik
Munafik adalah upaya berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan lain sebagainya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَبِا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ ۘ
"Dan di antara manusia ada yang berkata, Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 8)
dalam firmannya yang lain. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَ سْفَلِ مِنَ النَّا رِ ۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًا ۙ
"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka," (QS. An-Nisa' 4: Ayat 145)
2. Ciri-ciri Orang Munafik
Dalam hadis Rasulullah Saw Bersabda:
Artinya: "Dari Abu Huraiah Ra. dari Nabi SAW bersabda, 'Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berkata ia berbohong, dan apabila berjanji, ia tidak menepati, dan apabila dipercaya, ia berkhianat'." (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Cara Menghindari sifat Munafik
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثَ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
(رواه البخاري و مسلم)
Artinya: "Dari Abu Huraiah Ra. dari Nabi SAW bersabda, 'Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berkata ia berbohong, dan apabila berjanji, ia tidak menepati, dan apabila dipercaya, ia berkhianat'." (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Cara Menghindari sifat Munafik
- Selalu Bersyukur
- Menepati Janji
- Jangan Malas Beribadah
- Berdoa agar terhindar dari sifat Munafik
B. KERAS HATI
Menurut kamus bahasa arab, keras hati sama dengan Qaswah al-qalb artinya kekerasan hati atau kebengisan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ ۙ فَزَا دَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا ۚ وَلَهُمْ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ ۙ بِۢمَا كَا نُوْا يَكْذِبُوْنَ
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 10)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَا لْحِجَا رَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةً ۗ وَاِ نَّ مِنَ الْحِجَا رَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْاَ نْهٰرُ ۗ وَاِ نَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَآءُ ۗ وَاِ نَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَا فِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 74)
1. Macam-macam hati
- Hati yang tenang (qalbun salim), hati yang berilmu (mengetahui) bahwa Allah swt itu adalah kebenaran, hari kiamat itu pasti tiba tanpa keragua.
- Hati yang Mati, hati yang tidak ada kehidupan didalamnya.
- Hati yang Sakit, Merupakan hatiyang hidup tapi mempunyai penyakit hati.
2. Tanda-Tanda Mulai Mengerasnya Hati
a. mulai bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, serta meremehkan kemaksiatan.
b. tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang dibacakan.
c. Tidak terpengaruh hatinya dengan berbagai ujian, musibah, dan cobaan yang diberikan oleh Allah Swt.
3. Sebab-sebab kerasnya hati
a. Kemusyrikan, kekufuran dan kemunafikan
b. melanggar perjanjian yang dibuat kepada Allah
c. Tertawa berlebihan; sabda rasul "Janganlah kalian banyak tertawa, sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati!".
d. Banyak berbicara dan banyak makan
e. Banyak Melakukan dosa
f. Lalai dari ketaatan
C. KERAS KEPALA
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا سْتَفْتَحُوْا وَخَا بَ كُلُّ جَبَّا رٍ عَنِيْدٍ ۙ
"Dan mereka memohon diberi kemenangan dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala," (QS. Ibrahim 14: Ayat 15)
0 Komentar