HAKIKAT DAN MAKNA IMAN

HAKIKAT DAN MAKNA IMAN


Iman dari segi bahasa menurut banyak kalangan adalah membenarkan. Aku membenarkan dan aku beriman memiliki makna yang sama. Namun, pendapat ini tidak shahih. Yang benar, iman menurut bahasa adalah menetapkan sesuatu karena membenarkannya. Buktinya, kita sering berkata, “Aku beriman” atau “Aku menetapkan ini” atau “Aku membenarkan ini”, tapi kita tidak mengatakan, “Aku beriman kepada fulan”.

Dengan demikian, iman mengandung makna yang lebih sempurna dari sekedar membenarkan. Iman adalah pengakuan dengan konsekuensi menerima berita dan tunduk pada hukum. Inilah iman, kalau sekedar kita beriman kepada Alla bahwa Allah itu ada, maka ini bukanlah iman. Akan tetapi iman haruslah berkonsekuensi dengan sikap menerima berita dan tunduk kepada hukum.

Beriman kepada Allah mencakup 4 perkara:

  1. Beriman kepada adanya Allah
  2. Beriman kepada rububiyah Allah, yaitu Dia-lah yang satu-satunya yang menyandang hak rububiyah (menciptakan, mengatur dan memberi rezeki kepada seluruh mahluk-Nya)
  3. Beriman kepada uluhiyah-Nya, yakni Dialah satu-satunya yang berhak diibadahi
  4. Beriman kepada asma dan sifat-Nya (nama dan sifat Allah)


Barangsiapa yang tidak beriman kepada adanya Allah, maka dia bukanlah seorang mukmin. Siapa yang beriman kepada adanya Allah, tapi tidak beriman bahwa satu-satunya yang menyandang hak rububiyah adalah Allah, maka dia bukanlah seorang mukmin. Barangsiapa beriman bahwa satu-satunya pemilik rububiyah adalah Allah akan tetapi tidak beriman bahwa satu-satunya yang berhak diibadahi adalah Allah, maka ia bukan seorang mukmin. Barangsiapa yang beriman bahwa satu-satunya pemilik uluhiyah dan rububiyah adalah Allah, akan tetapi tidak beriman kepada asma dan sifat Allah, maka ia bukanlah seorang mukmin, meskipun yang terakhir ini bisa menghilangkan iman secara total, dan bisa pula hanya menghilangkan kesempurnaan iman.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

Di antara manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. [al-Baqarah/2:8]

Iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu. Iman itu membuahkan perkataan yang baik dan amal shaleh. Iman juga menghasilkan kecintaan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan Allah Azza wa Jalla dan mengikuti Rasul-Nya. Iman adalah kesungguhan, amalan, ketekunan, kesabaran, menahan dan mencegah diri dari sesuatu disukai maupun yang tidak disukai semata-mata karena Allah Azza wa Jalla . Sesungguhnya iman memiliki tanda-tanda yang banyak. Allah Azza wa Jalla banyak menyebutkannya dalam al-Qur`ân dan Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menyebutkannya dalam haditsnya.




Posting Komentar

0 Komentar